Hati Adalah Raja Untuk Seluruh Anggota Tubuh
Paket Umroh Promo Akhir Tahun 2015. Peran hati untuk semua anggota tubuh ibarat raja tuk para prajuritnya. Semuanya bekerja beralaskan perintahnya selanjutnya tunduk kepadanya. Sebab perintah hatilah istiqomah setelah itu penyelewengan ada. Hati termasuk raja, sedangkan semua tubuh termasuk pelaksana titah-titahnya. Hati dimana selamat termasuk hati yg terbebas dari setiap syahwat setelah itu syubhat, sedangkan hati yg mati termasuk hati yang tak mengenal siapa Robb-nya, siapa saja Nabinya selanjutnya tentang agamanya. Hati seperti terkait selalu berjala berbareng hawa nafsu selanjutnya kenikmatan duniawi hingga amal perbuatannya hanyalah menginginkan pujian setelah itu minat orang lain.
Ikhlas ialah sifat terpuji di hati dimana hendak menghiasi perilaku seorang Muslim. Seluruhnya karena Alloh setelah itu untuk-Nya semata. Ikhlas termasuk perhiasan hati dimana dapat menyelamatkan seseorang dalam kemalangan akhirat, tanpa ikhlas amal perbuatan dapat sia-sia tiada guna. Ikhlas maksudnya memurnikan amal melalui seluruh noda dimana mengotori. Melalui istilah lainnya, menjadikan Alloh bagaikan satu-satunya tujuan di dalam seluruh amal perbuatan setelah itu perkataan, baik lahir ataupun batin. Mukhlis maupun orang yg ikhlas termasuk orang yg gak peduli jika manusia gak menyerahkan penghargaan kepadanya, sebab kejujuran hatinya pada Alloh. Ia pun gak menyukai bila orang lainnya memperhatikan amalnya sekecil apapun. Sebenarnya pondasi terkuat setelah itu terpenting pada agama Islam termasuk mewujudkan keikhlasan pada Alloh di melangsungkan beraneka ragam kegiatan peribadatan kepada-Nya beserta menjauhkan diri setelah itu berhati-hati untuk lawan setelah itu musuh keikhlasan tersebut, semacam riya, sum’ah, ujub setelah itu lain. Berdasarkan kondisi tersebut, lalu amatlah butuh tahu urgensi setelah itu pentingnya ikhlash. Diantaranya merupakan sebagai berikut:
1. Menjadi amal perbuatan hati yg terpenting
Ikhlas ialah amalan hati yg benar-benar berguna, diantaranya bagaikan dasar setelah itu syarat diterimanya amal setelah itu perbuatan. Tanpa ikhlas, seseorang maka akan tersesat setelah itu menjadi orang-orang yg merugi. Kebalikannya, oleh ikhlas amal perbuatan bakal menjadi agung disisi Alloh sekalipun amal ini sepele dalam pandangan orang lain. Ibnu Qayyim berkata: “Amal perbuatan hati termasuk dasar setelah itu perbuatan, anggota badan ialah pengikut setelah itu penyempurna aja, setelah itu semestinya niat ini bagaikan ruh sedangkan amal perbuatan bagaikan jasad”. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rosululloh bersabda: “Senyatanya Alloh gak memandang pada jasad-jasad lalu rupa-rupa kalian, akan tetapi Dia memandang kepada hati lalu amal-amal kalian”. (HR. Muslim)
2. Syarat diterimanya ibadah Ikhlas termasuk syarat diterimanya amal ibadah dimana dikerjakan sesuai dengan tuntunan Rosululloh.
Tanpa ikhlas peribadatan sebatas bagaikan debu yg berterbangan. Telah sepatutnya untuk seorang muslim agar memperhatikan keikhlasan dalam beramal. Janganlah ia melelahkan dirinya melalui memperbanyak amal, tetapi tiada guna setelah itu arti. Sebab, dapat menjadi seseorang memperbanyak amal ketaatan tetapi hanya dapat mendapatkan kelelahan di dalam dunia setelah itu adzab di dalam akhirat. Allah berfirman: “Padahal mereka gak disuruh kecuali agar menyembah Allah dgn memurnikan ketaatan kepada-Nya pada (menjalankan) agama yg lurus setelah itu agar mereka mendirikan shalat lalu menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus”.(QS. Al-Bayyinah : 5) Rosululloh bersabda: “Barang siapa saja yg mencari satu ilmu yg semestinya sebatas agar mengharapkan wajah Alloh semata, akan tetapi ia mempelajarinya supaya mencari perhiasan dunia, lalu ia gak akan menjumpai wanginya surga di hari Kiamat kelak.”(HR. Abu Dawud) Imam al-‘Izz bin ‘Abdis Salam berkata: “Ikhlas dalam beribadah termasuk syarat (diterimanya ibadah).” Syaikh Shiddiq Hasan Khan jua berkata: “Tidak ada perbedaan pendapat, bahwa ikhlas ialah syarat sah setelah itu diterimannya amal perbuatan”.
3. Benteng melalui bujukan setan
Ketahuilah! Sebenarnya setan termasuk musuh nyata bagi mausia. Alloh berfirman: “Sebetulnya syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh(mu), Karena Sesungguhnya syaitan-syaitan itu Hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”.(QS. Fathir : 6) Setan setelah itu bala tentaranya berupaya keras supaya menjerumuskan umat manusia untuk jalan Alloh. Setan punya bujukan maut untuk menjerat manusia untuk menjadi penghuni neraka jahannam bersamanya. Alloh telah menerangkan kepada manusia beberapa tindakan preventif (pencegahan) setelah itu kuratif (penyembuhan) agar mereka gak terperangkap akibat bujukan setan. Diantaranya termasuk dgn ikhlas dalam beramal. Ikhlas bukan sebatas bagaikan amalan hati dimana menjumpai kedudukan tinggi disisi Alloh setelah itu sangat istimewa, juga bagaikan benteng orang Muslim melalui bujuk rayu setan serta melalui fitnah orang-orang yg sesat pula menyesatkan. Setan gak bisa mampu membobol benteng seorang Mukmin dimana beribadah dgn ikhlas. Alloh berfirman: “Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau Aku akan menyesatkan mereka semuanya, Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka”.(QS. Shad : 82-83).
4. Akhlak orang-orang mulia
Para salafush shaleh benar-benar memperhatikan niat ikhlas mereka setelah itu saling mempersembahkan wasiat antara satu setelah itu yang lain agar senantiasa mengikhlaskan niat pada seluruh amal yg mereka lakukan.
‘Umar bin al-Khathtab pernah menulis surat pada Abu Musa al-Asy’ari dimana isinya yaitu: “Barang siapa saja yg niatnya ikhlas dikarenakan Alloh, niscaya Alloh dapat mencukupkan dirinya apa-apa yg menjadi milik orang lain.” Serta pun sebagaimana yg sudah masyur bahwa para salafush shaleh kerap memulai kitab-kitabnya oleh hadits, Paket Umroh Promo Akhir Tahun 2015 “Sebenarnya amal perbuatan tergantung niatnya”. Hal terkait bagaikan jenis pengingatan pada para pembaca kitab, terutama supaya mengikhlaskan niat. Imam ‘Abdur Rahman bin Mahdi berkata: “Barang siapa saja dimana kepingin mengarang salahsatu kitab, lalu hendaknya ia memulai tulisannya oleh hadits terkait.”
0 komentar:
Posting Komentar