SIAPAKAH ULAMA -ULAMA YANG BERGELAR SYEIKHUL ISLAM ?
Bismillahirrohmanirrohim,
Tak sembarang ulama yang boleh ataupun bisa mendapatkan gelar Syeikhul Islam. Ulama yang mempunyai ketinggian ilmu saja yang patut menyandangnya.
Paket Umroh Promo Bulan April 2015. Gelar Syeikhul Islam lazimnya diberikan oleh sejumlah ulama kepada seorang ulama dikarenakan ketinggian ilmunya. Terdapat banyak kriteria untuk bisa menyandangnya. Ibnu Nashiruddin, di dalam kitab Radd al-Wafir, menulis sebagian kriteria itu. Pertama, seorang tokoh ulama yang benar-benar paham Al-Qur’an dan as-Sunnah dengan perbedaan qira’ah dan asbabun nuzulnya. Kedua, dapat berbicara serta paham bahasa Arab secara sempurna. Ketiga, benar-benar paham dan menguasai masalah-masalah mengenai ushul (pokok) serta furu’ (cabang) di dalam Islam. Juga, ia merupakan ulama yang selalu melindungi ibadahnya, tawadhu, dan tidak menganggap dirinya sendiri sebagai manusia maksum atau suci.
Paket Umroh Bulan April 2015
Dan hasilnya pun, tak banyak ulama yang bisa menyandang gelar itu. Berikut ini adalah ulama-ulama yang menyandang gelar syeikhul Islam.
1. Ibnu Qudamah Al-Maqdisi
Pemilik nama tersebut yang nama lengkapnya adalah Asy-Syaikh Muwaffaquddin Abu Muhammad Abdullah bin Ahmad bin Muhammad Ibnu Qudamah al-Hanbali al-Maqdisi ini terlahir di Nablusi, dekat Baitul Maqdis, Palestina, pada 541 Hijriah. Usia 10 tahun, beliau sudah mampu menghafal Al-Qur`an. Memasuki usia 20 tahun, Ibnu Qudamah, hijrah ke Baghdad untuk belajar ilmu agama kepada segenap ulama, yaitu: Abu Zur’ah bin Thahir, Ahmad bin Muqarib, serta ulama wanita yaitu Khadijah an-Nahrawaniyah. Dikarenakan belum merasa puas, beliau melanjutkan perjalanan mencari ilmu kepada ulama di Damaskus lalu Makkah. Beberapa ulama, misalnya Hafidz Dziya’ al-Maqdisi serta Hafidz al-Mizzi mengakui gelar Syeikhul Islam cocok melekat pada Ibnu Qudamah al-Maqdisi. Sewaktu hidupnya, Ibnu Qudamah sudah menelurkan bermacam tulisan. Antara lain yaitu, al- Mughni (fiqih), al- I’tiqad (aqidah), ar- Raudhah, dan al-Burhan. Selain itu juga beliau membuat biografi para ulama yang telah mengajarnya. Ibnu Qudamah wafat pada hari Sabtu, tepat dihari Ied pada 620 Hijriah.
2. Izzudin bin Abdissalam
Izzudin, lahir pada tahun 577 hijriyah. Beliau telah berguru pada beberapa ulama ternama, anatara lain Hafidz Ibnu Asakir dan Saif al-Amidi. Beliau merupakan ulama yang berani mengatakan yang hak di depan para penguasa. Sikap keberaniannya itu menjadikan segenap penguasa Mesir pada masa itu tak bisa menentangnya, termasuk sewaktu Izzudin minta supaya mereka menyiapkan pasukan untuk melawan pasukan Tartar di Syam. Sejumlah karya yang sempat ditulisnya ialah al-Qawa’id al-Kubra, Majaz al-Qur’an, Tafsir al-Qur’an, Muhtashar Shahih Muslim, serta Al Fatawa al-Mishriyah. Oleh karena itulah, Tajuddin as-Subki, Ibnu al-Imad, Tilmitsani, serta Imam as-Suyuthi mempersembahkan gelar Syeikhul Islam untuk Izzudin. Beliau wafat tahun 660 H kemudian dimakamkan di Cairo, Mesir.
Paket Umroh Bulan Ramadhan 2015
3. Imam Nawawi
Beliau lahir di Nawa, suatu desa yang ada di Propinsi Dar’an Suriah pada 631 H. Keluarganya benar-benar menghargai ilmu dien atau agama. Pada tahun 649 hijriyah, beliau melakukan perjalanan ke Damaskus, Syria untuk belajar kitab Tanbih serta al-Muhadzab. Kitab rujukan pada madzhab Syafi’i tersebut sukses ia lahap untuk selama 4,5 bulan. Dalam satu hari beliau mengikuti 12 majelis ilmu di dalam beraneka ragam disiplin ilmu. Beliau pun termasuk ulama yang amat produktif, beliau dapat menghasilkan banyak karya antara lain, Syarah Shahih Muslim, Syarah Muhadzab, dan Riyadh as-Shalihin. Banyak ulama yang akhirnya mengakui Imam Nawawi menjadi Syeikhul Islam. Antara lain yaitu, Tajuddin As Subki dalam Thabaqat-nya, Imam Sakhawi di dalam al-Ihtimam, beserta Syaikh Abdul Ghani Daqqar di dalam karyanya Imam an-Nawawi Syaikh al-Islam wa al-Muslimin. Beliau wafat di dalam tahun 676 H dan dimakamkan di Nawa.
4. Taqiyuddin Ibnu Daqiq al-Ied
Beliau lahir tepat pada 625 hijriyah, beliau merupakan anak dari keluarga terpandang. Melewati ayahnya, Abu Hasan Ali bin Wahab yang merupakan seorang ulama juga beliau mendalami fikih mazhab Syafi’i. Beliau juga mempelajari sesuatu yang serupa pada murid ayahnya, Al Baha’ al-Qufthi. Sedangkan, untuk ilmu bahasa Arab beliau berguru pada Muhammad bin Fadh al-Mursi. Semangatnya di dalam menuntut ilmu sangat kuat. Taqiyuddin terbang ke Cairo lalu berguru kepada Izzudin bin Abdissalam. Beliau pernah mengajar di Dar al-Hadits, Qahira. Banyak ulama yang kemudian mengakui ketinggian ilmunya. Al Adfawi pernah berkata, ”Tak dragukan lagi bahwa ia adalah seorang mujtahid, tak ada yang menyanggah, kecuali orang-orang yang keras kepala.” Karya yang sudah pernah beliau hasilkan, di antaranya Ihkam al-Ahkam, Syarh Umdah al-Ahkam, al-Iqtirah (Musthalah Hadits), dan Syarh Muqadimah Mathruzi (ushul fikih). Beberapa ulama yang menyebutnya selaku Syeikhul Islam, antara lain Tajuddin as-Subki dalam Thabaqat-nya, Imam ad-Dzahabi dalam Tadzkirah al-Huffadz, dan Ibnu Hajar al-Haitami al-Maki. Taqiyuddin wafat pada 716 H.
Paket Umroh Bulan Mei 2015
5. Taqiyuddin Ibnu Taimiyah
Sesudah pasukan Tatar menguasai Harran (sekarang berposisi di Turki), beliau yang lahir di tahun 661 hijriyah, diajak ayahnya melakukan perjalanan ke Damaskus. Di sana beliau berguru pada beberapa ulama, diantaranya Ibnu Abdu al-Qawi at-Thufi. Penguasaan ilmunya tak diragukan lagi, selain menguasai perkara ushul serta furu’, beliau juga adalah hafidz, faqih, dan mufassir. Tak aneh pada umur 19 tahun beliau telah berfatwa. Seorang guru dari Ibnu Qayim al-Jauziyah, dan Ibnu Katsir ini sempat menyusun karya yang cukup fenomenal, Majmu’ah al- Fatawa, Jawab As Shahih, Iqtidha’ Sirath al-Mustaqim, dan Qawa’id Nuraniyah. Para ulama yang memberikan julukan sebagai Syeikhul Islam antara lain, Imam Dzahabi, Ibnu Qayim al-Jauziyah, dan Hafidz al-Mizzi. Ibnu Taimiyah Wafat pada 20 Dzulhijjah 728 H, waktu itu beliau ada di dalam penjara Qal’ah Dimasyq yang disaksikan oleh salah satu muridnya yaitu Ibnu Qayyim.
6. Taqiyuddin as-Subki
As Subki lahir pada tahun 683 hijriyah. Ayahnya, Zainuddin yang sekaligus merupakan gurunya tersebut ialah seorang hakim. Ia diboyong orang tuanya ke Mesir, agar berguru pada sejumlah ulama, seperti Hafidz Dimyathi serta Syaikh al-Islam Ibnu Daqiq al-Ied. Para ulama di masanya, seperti Al Baji, Ibnu Rif’ah, serta Dimyathi menjulukinya dgn Imam Muhaditsin, Imam Fuqaha, dan Imam Ushuliyin. Tajuddin as-Subki lalu Hafidz al-Mizzi pun akhirnya memberi gelar Syeikhul Islam. Segenap karyanya yaitu, Tafsir Durar an-Nadzim, Al Ibhaj Syarh Minhaj, dan Majmu’ Syarh al-Muhadzab. Jasad as-Subki, yang wafat pada tahun 756 di Cairo tersebut diiringi ribuan umat Islam. Banyak yang mengatakan yakni tak ada yang sanggup menandingi banyaknya petakziyah Imam Ahmad bin Hanbal, kecuali total petakziyah as-Subki.
Paket Umroh Murah Promo 2015
7. Ibnu Hajar al-Atsqalani
Beliau lahir di dalam keadaan yatim pada tahun 733 hijriyah di Mesir. Pada usia 9 tahun, beliau sudah mempu menghafal Al-Qur’an, hafal al-’Umdah (kumpulan Hadits-Hadits hukum), Alfiyah Hadits Iraqi (ilmu Hadits). Imam Syaukani menyatakan bahwa guru-guru Ibnu Hajar merupakan para master di bidangnya masing-masing, diantara lain: Hafidz al-Iraqi (ahli Hadits), Ibnu Mulaqqin (ulama yang paling banyak menghasilkan karya), serta Al Bulqini (ahli fikih). Beliau pun sudah menjalankan perjalanan ke Hijaz, Yaman, Syam, lalu Makkah untuk mempelajari banyak ilmu. Seorang guru dari Imam Sakhawi dan Imam Suyuthi ini menciptakan karya fenomenal Fathu al-Bari, di dalam durasi 25 tahun. Jua sejumlah buku yang berkenaan dengan kedudukan periwayat Hadits, misalnya Lisan al-Mizan dan Tahdzib at- Tahdzib. Ulama yang menggelarinya dengan Syeikhul Islam antara lain Imam as Suyuthi. Imam Sakhawi pun akhirnya mengarang buku spesial yang berjudul Jawahir ad Dhurar fi Tarjamah Syeikhul Islam Ibnu Hajar. Beliau wafat tahun 852 H di Mesir. Travel Umroh Murah di Jakarta
PT. Dian Cahaya Tour & Travel
Jl Tebet Barat Dalam Raya No. 40 C Tebet, Jakarta.12810
Hp : 0812-9121-2232
0878-7769-3262
Pin BB : 5445EEB5
Email : traveldiancahaya@gmail.com
Informasi selengkapnya hubungi Ari Chrismanto
0 komentar:
Posting Komentar