Harga Paket Umroh Promo Murah Desember 2016-2017| Travel Umroh alhijaz indowisata di Jakarta Timur

alhijaz

INFO PAKET UMROH AWAL TAHUN 2016 KHAZZANAH TOURS



Sabtu, 27 Juni 2015

Cara Mencapai Keikhlasan Dalam Hati

Mencapai Keikhlasan Hati


Paket Umroh Promo Desember 2015. Peran hati buat segala anggota tubuh ibarat raja untuk para prajuritnya. Semuanya bekerja beralaskan perintahnya kemudian tunduk kepadanya. Oleh karena perintah hatilah istiqomah serta penyelewengan ada. Hati ialah raja, sedangkan segala tubuh ialah pelaksana titah-titahnya. Hati dimana selamat ialah hati yg terbebas dari seluruh syahwat serta syubhat, sedangkan hati yg mati ialah hati yang tidak mengetahui siapa Robb-nya, siapa saja Nabinya kemudian tentang agamanya. Hati seperti ini sering berjala berbareng hawa nafsu kemudian kenikmatan duniawi sehingga amal perbuatannya hanyalah menginginkan pujian serta perhatian orang lain. Ikhlas adalah sifat terpuji di dalam hati dimana dapat menghiasi perilaku seorang Muslim. Seluruhnya disebabkan Alloh serta untuk-Nya semata. Ikhlas ialah perhiasan hati dimana bakal menyelamatkan seseorang dalam kesusahan akhirat, tanpa ikhlas amal perbuatan bakal sia-sia tiada guna. Ikhlas artinya memurnikan amal dalam tiap noda dimana mengotori. Dgn kata lainnya, membuat Alloh selaku satu-satunya tujuan pada seluruh amal perbuatan serta perkataan, bener lahir ataupun batin. Mukhlis atau orang yg ikhlas ialah orang yg ngak peduli apabila manusia ngak mempersembahkan penghargaan kepadanya, sebab kejujuran hatinya untuk Alloh. Ia jua ngak suka jika orang lainnya memperhatikan amalnya sekecil apapun. Sebenarnya pondasi terkuat serta paling penting di agama Islam ialah mewujudkan keikhlasan untuk Alloh di dalam melaksanakan bermacam kegiatan peribadatan kepada-Nya beserta menjauhkan diri serta berhati-hati dari lawan serta musuh keikhlasan tersebut, layaknya riya, sum’ah, ujub serta yang lain. Berlandaskan perkara tersebut, maka sungguhlah perlu mengetahui urgensi serta pentingnya ikhlash. Diantaranya adalah sebagai berikut:

Paket Umroh Promo Desember 2015


1. Sebagai amal perbuatan hati yg terpenting

Ikhlas adalah amalan hati yg amat penting, adalah sebagai dasar serta syarat diterimanya amal serta perbuatan. Tanpa ikhlas, seseorang maka akan tersesat serta jadi orang-orang yg merugi. Sebaliknya, melalui ikhlas amal perbuatan dapat menjadi agung disisi Alloh sekalipun amal itu sepele untuk pandangan orang lain. Ibnu Qayyim berkata: “Amal perbuatan hati ialah dasar serta perbuatan, anggota badan adalah pengikut serta penyempurna saja, serta senyatanya niat itu bagaikan ruh sedangkan amal perbuatan bagaikan jasad”. Dari Abu Hurairah, ia berkata yakni Rosululloh bersabda: “Senyatanya Alloh ngak memandang untuk jasad-jasad dan rupa-rupa kalian, tetapi Dia memandang kepada hati dan amal-amal kalian”. (HR. Muslim)

2. Syarat diterimanya ibadah Ikhlas ialah syarat diterimanya amal ibadah dimana dikerjakan seperti dengan tuntunan Rosululloh.

Tanpa ikhlas peribadatan sekedar bagaikan debu yg berterbangan. Telah sepatutnya untuk seorang muslim tuk memperhatikan keikhlasan untuk beramal. Janganlah ia melelahkan dirinya dgn memperbanyak amal, akan tetapi tiada guna serta arti. Sebab, dapat maka seseorang memperbanyak amal ketaatan akan tetapi semata-mata bakal meraih kelelahan dalam dunia serta adzab dalam akhirat. Allah berfirman: “Padahal mereka ngak disuruh kecuali agar menyembah Allah dgn memurnikan ketaatan kepada-Nya di (menjalankan) agama yg lurus serta agar mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus”.(QS. Al-Bayyinah : 5) Rosululloh bersabda: “Barang siapa saja yg mencari satu ilmu yg semestinya sekedar untuk mengharapkan wajah Alloh semata, tapi ia mempelajarinya guna mencari perhiasan dunia, maka ia ngak akan menerima wanginya surga di hari Kiamat kelak.”(HR. Abu Dawud) Imam al-‘Izz bin ‘Abdis Salam berkata: “Ikhlas untuk beribadah ialah syarat (diterimanya ibadah).” Syaikh Shiddiq Hasan Khan pun berkata: “Gak ada perbedaan pendapat, yakni ikhlas adalah syarat sah serta diterimannya amal perbuatan”.

3. Benteng dari bujukan setan
Ketahuilah! Sebenarnya setan ialah musuh nyata bagi mausia. Alloh berfirman: “Sebetulnya syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh(mu), Karena Sesungguhnya syaitan-syaitan itu Hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”.(QS. Fathir : 6) Setan serta bala tentaranya berupaya keras guna menjerumuskan umat manusia dari jalan Alloh. Setan mengantongi bujukan maut demi menjerat manusia agar jadi penghuni neraka jahannam bersamanya. Alloh sudah menjelaskan kepada manusia sejumlah tindakan preventif (pencegahan) serta kuratif (penyembuhan) agar mereka ngak terperangkap oleh bujukan setan. Diantaranya ialah dgn ikhlas untuk beramal. Ikhlas bukan sekedar bagaikan amalan hati dimana menerima kedudukan tinggi disisi Alloh serta sangat utama, jua selaku benteng orang Muslim dari bujuk rayu setan setelah itu dari fitnah orang-orang yg sesat juga menyesatkan. Setan ngak dapat mampu membobol benteng seorang Mukmin dimana beribadah oleh ikhlas. Alloh berfirman: “Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau Aku akan menyesatkan mereka semuanya, Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka”.(QS. Shad : 82-83).
Travel Umroh Dian Cahaya
4. Akhlak orang-orang mulia Para salafush shaleh amat memperhatikan niat ikhlas mereka serta saling mempersembahkan wasiat antara 1 serta lainnya untuk senantiasa mengikhlaskan niat di tiap amal yg mereka lakukan.

‘Umar bin al-Khathtab sempat menulis surat untuk Abu Musa al-Asy’ari dimana isinya yaitu: “Barang siapa saja yg niatnya ikhlas karena Alloh, niscaya Alloh bisa mencukupkan dirinya apa-apa yg jadi milik orang lain.” Serta juga sebagaimana yg sudah masyur yakni para salafush shaleh kerap memulai kitab-kitabnya melalui hadits, Paket Umroh Promo Desember 2015 “Sebenarnya amal perbuatan tergantung niatnya”. Hal ini sebagai jenis pengingatan untuk para pembaca kitab, terutama guna mengikhlaskan niat. Imam ‘Abdur Rahman bin Mahdi berkata: “Barang siapa saja dimana menginginkan mengarang suatu kitab, maka harusnya ia memulai tulisannya melalui hadits ini.”

0 komentar:

Posting Komentar